Posted in Donghae, Fan Fiction, Kang Hamun, Kyuhyun, Lee Donghae, Series, Song Hyejin, Super Junior

A Broken Heart (4)

Part 4, enjoy!

I love you enough to became so shameless and ask you to give me second chance

Hamun sedang mengerjakan tugasnya saat tiba-tiba Minah memanggilnya.

“Ada apa eonni?” tanya Hamun.

“Kau dipanggil ke ruangan sajangnim yang baru,” kata Minah.

Hamun menghela nafas panjang. “Ah, dia berpesan, kau tidak boleh mengacuhkan permintaannya ini,” bisik Minah. “Kalian ada apa sih? Dia, kan, Direktur Marketing, kenapa memanggilmu?” tanyanya bingung.

Hamun tersenyum pada Minah, senyum yang dipaksakan. “Mungkin dia ingin minta aku antar keliling kantor? Entahlah. Aku temui saja dulu,” kata Hamun.

Hamun mendatangi ruangan Donghae. Dari tempatnya sekarang, ia bisa melihat Donghae sedang bekerja di temani anak anjing yang kemarin ia bawa.

“Permisi sajangnim. Kenapa anda memanggil saya?” tanya Hamun dengan sopan.

Donghae berdiri dan menghampiri Hamun. “Temani aku makan disini ya, Hamun ah,” ujarnya sambil menggenggam tangan Hamun.

Hamun menarik tangannya perlahan dari Donghae. “Sajangnim, kau tidak boleh seperti ini,” kata Hamun sambil menatap Donghae lekat. “Apapun yang kau jelaskan kemarin tidak bisa mengubah semua yang sudah terlewati,” katanya Hamun mengingatkan.

Hamun menyadari kalau hati Donghae juga terluka selama ini. Seperti dirinya. Akan tetapi, apakah salah Hamun kalau saat ini Hamun belum bisa memaafkannya? Kalau saat ini ia masih merasa takut? Takut jika Donghae kembali menyakitinya, apapun alasannya.

“Aku tahu itu. Aku hanya ingin makan denganmu. Itu saja,” kata Donghae. “Aku atasanmu Hamun. Apa kau mau menolak permintaanku?” tanyanya. Hamun menatap Donghae tajam, menuntut penjelasan pria itu.

“Jika aku tidak seperti ini, apa kau masih mau bersamaku, Hamun? Banyak yang aku ingin ceritakan padamu. Aku juga ingin mendengar ceritamu,” kata Donghae.

“Tidak ada yang perlu kau ceritakan sajangnim dan tidak ada yang mau kuceritakan. Sudah kubilang, tidak ada masa lalu yang bisa kita ubah dan aku juga tidak berniat untuk memikirkan masa depanku sekarang,”

“Meskipun kau masih mencintaiku, Hamun?” tanya Donghae yang membuat Hamun terkejut.

“A-aku tidak..” Hamun berkilah.

“Kalau kau tidak mencintaiku, kenapa kau menangis kemarin?” tanya Donghae. Hamun hanya menghela nafas panjang dan tidak berniat menjawab. Ia pergi mengambil anak anjing itu dan hendak pergi dari ruangan Donghae.

“Kau menangis karena kau pun menyesali keputusan yang aku ambil, kan, Hamun ah? Kau berpikir, kalau saja aku memilihmu, mungkin kita bisa bicarakan semua ini. Hamun ah, kau berandai, karena kau berusaha mencari alasan agar hatimu bisa mencintaiku lagi, kan?” tanya Donghae.

Hamun menghentikan langkahnya karena pertanyaan itu. Ia terdiam. Hamun ingin menyangkalnya tapi tak ada kata yang bisa dia ucapkan karena semua terasa benar.

“Hamun ah, aku bosmu sekarang. Kau harus mengikuti kemauanku. Temani aku makan disini,” ujar Donghae lagi.

“Kenapa kau bersikap seperti ini padaku?” tanya Hamun tak mengerti. Ia pergi dan datang tiba-tiba. Saat ini ia bahkan meminta Hamun untuk selalu berada bersamanya.

“Because I still love you,” kata Donghae yang membuat Hamun terhenyak.

“You should said it long time ago. Walaupun aku tidak yakin pada diriku, tapi setidaknya kita bisa mencoba untuk bertahan,” ujar Hamun. Donghae bisa melihat kemarahan Hamun dari raut wajahnya.

“I don’t have confidence at that time, Hamun. I just want you to be happy, even if it’s not with me. I know I make a big mistake and it must be hard for you to forgive me. But time had passed. I meet you again when I’m different person. Right now, i want to take responsibility for your heart. I hurt it but now I want to heal it. I want to be the only man who can make you happy,” ujar Donghae.

“You know it’s hard for me.. but how can you said that? How could you become so shameless like this?” tanya Hamun yang tak mengerti jalan pikiran Donghae.

Donghae menghampirinya dan menghapus air mata Hamun yang mengalir. Ia menatap lekat Hamun. “I love you enough to became so shameless and ask you to give me second chance, Hamun ah. I rather be shameless than I have to losing you for the second time,”

Hamun terhenyak mendengar semua kata yang Donghae ucapkan dan merasakan kehangatan yang ia berikan. Hamun sadar kalau dirinya ternyata begitu merindukan pria itu. Hamun juga tahu, air matanya yang mengalir adalah bukti ia masih mencintai Donghae. Akan tetapi, Hamun tidak bisa memungkiri kalau dirinya masih takut untuk menerima perasaan Donghae.

“Apa yang harus kulakukan?” tanya Hamun dalam isakannya. “Aku takut untuk percaya. Aku takut terluka lagi. Aku takut kalau justru aku yang akan melukaimu saat aku berusaha melindungi hatiku,” ucap Hamun lirih.

Donghae memeluk Hamun erat. Ia menarik nafas panjang, menahan air mata yang menumpuk karena saat ini Hamun membalas pelukannya dan memberikan kesempatan padanya. “Take your time Hamun. Aku sudah berjanji pada diriku, jika aku bertemu denganmu lagi aku akan melakukan apapun untuk menyembuhkan hatimu. Bahkan jika itu butuh waktu yang lama, aku akan menunggumu. Bahkan jika itu menyakitiku, aku akan bertahan. Gomawo Hamun ah. Jeongmal gomawo,” kata Donghae.

Mendengar itu, tangis Hamun menderu. Mungkin kenyataan bahwa Donghae kembali padanya dan rela menunggunya membuat luka di hati Hamun sedikit terobati.

*****

Hamun, Hyejin, Minah, Hyunah, dan Jihyo sedang berada di cafetaria kantornya untuk makan siang. Saat mereka mencari tempat duduk, seseorang memanggil Hyejin.

“Hyejin ah, duduk sini,” panggil orang itu yang tak lain adalah Donghae. Donghae duduk bersama dengan Kyuhyun di meja itu.

Hyejin menatap Hamun dan teman-temannya yang lain dengan bingung. “Eonni duduk saja di sana, aku dan eonnidul bisa cari tempat lain,” kata Hamun.

“Ah, Hamun ah, kau duduk sini saja. Teman-teman yang lain juga boleh,” ujar Donghae.

Minah, Hyunah, dan Jihyo langsung mengambil posisi duduk mendengar tawaran itu. Terlebih lagi karena mereka penasaran dengan Lee Donghae, Direktur baru di divisi marketing. Mereka sudah bertanya pada Hyejin dan Hamun tapi keduanya tidak mau menjelaskan apapun.

“Aku cari tempat duduk yang lain saja,” ujar Hamun.

“Hamun ah, this is my order as your Boss,” kata Donghae dengan penekanan pada kata ‘Boss’ yang dia ucapkan. “Kau duduk di sebelahku ya. Hyejin ah, kau di sebelah Kyuhyun saja,” lanjutnya. Mau tak mau, Hamun dan Hyejin mengikuti perintah Donghae.

Hyejin melihat Hamun dan Donghae yang duduk di depannya. Hamun berkata pada Donghae dengan setengah suara, “Aku bisa melaporkanmu ke Legal Team karena kau seenaknya menggunakan jabatanmu,”

Donghae tertawa mendengar ancaman Hamun. “Aku sangat mencintaimu sampai aku rela diberikan peringatan oleh Legal Team,” kata Donghae lalu ia kembali menghabiskan makannya.

Hamun tersenyum pada Donghae saat pria itu tidak melihatnya. Akan tetapi, mata Hyejin menangkap hal itu. “Kenapa kau senyum-senyum sendiri?” tanya Kyuhyun.

“Love is in the air. Can’t you feel it?” bisik Hyejin sambil mengendikan kepalanya ke arah Hamun-Donghae.

Kyuhyun tersenyum, memahami isyarat Hyejin. “Well, kebetulan yang sangat luar biasa Donghae datang kesini sebelum Seunghyun mendekati Hamun, ya, kan? Mungkin memang takdir mereka untuk kembali bersama,” bisik Kyuhyun, kebetulan barusan ia menangkap Seunghyun menoleh ke meja ini.

“Kalian teman-teman Hamun dan Hyejin ya? Lee Donghae imnida. Maaf baru sempat memperkenalkan diri setelah 2 minggu kerja disini. Mohon bantuannya,” ujar Donghae memperkenalkan diri.

“Ne, Donghae sajangnim, perkenalkan kami Jihyo, Minah, dan Hyunah. Teman Hamun dan Hyejin,” ujar Jihyo mewakili.

“Sajangnim, apa kau sudah punya pacar? Kau tampan dan mapan,” ujar Minah yang langsung disikut oleh Jihyo dan Hyunah.

Donghae tertawa saat melihat wajah Jihyo dan Hyunah yang panik. “Tidak apa-apa. Santai saja denganku ya. Aku belum punya pacar saat ini Minah ssi, tapi aku sudah punya orang yang aku cintai,” jelas Donghae.

“Sudah berapa lama sajangnim mencintainya?” tanya Hyunah.

“3 tahun lebih,”

“Kenapa sajangnim tidak mengajaknya pacaran saja?” tanya Jihyo yang membuat senyum Donghae hilang.

“Long-short story. Aku melakukan kesalahan besar pada wanita ini. Aku memutuskan untuk kembali pada mantan kekasihku dan keluarganya. Berusaha membantu mereka dengan cara apapun karena mereka memiliki hutang yang lumayan banyak ke lintah darat,” cerita Donghae.

“Lalu?” tanya Hyejin pura-pura tidak tahu kisah Donghae.

“Aku tidak cukup percaya diri untuk meminta wanita ini mendampingiku di masa sulit itu. Aku tahu aku pasti akan melukainya meskipun aku memilih untuk kembali padanya.”

“Hm, apa urusanmu dengan Johee dan keluarganya sudah selesai?” tanya Kyuhyun yang tak disangka-sangka sampai semua mata kini menatapnya. Dimata para staffnya, Donghae adalah sajangnim yang sangat cuek. “Yaa, Donghae temanku juga. Wajar, kan, kalau aku bertanya? Lagipula aku mendengarkan dari tadi.”

“Sudah selesai. Hutang mereka sudah lunas dan aku sudah bilang pada Johee kalau aku tidak bisa melupakan gadis yang aku cintai itu.”

“Kalau sudah selesai semua, menurutku kau harus mencoba untuk kembali pada wanita yang kau cintai itu. Kalau dia masih sendiri, berarti semesta mendukungmu. Tapi kau harus ingat kalau untuk menyembuhkan hatinya bukan hal yang mudah,” kata Kyuhun.

Donghae tersenyum pada Kyuhyun. “Aku sudah bertemu dengannya. Aku rasa, aku jatuh cinta pada wanita yang sangat baik. Bahkan saat hatinya begitu rapuh, ia masih memberikan kesempatan padaku. Kali ini, giliran aku untuk membuktikan padanya kalau aku tidak akan kemana-mana,” ujarnya.

Dari sudut matanya, Donghae bisa melihat Hamun sedang mengelap hidung dan matanya. “Hamun ah, kau terharu mendengar ceritaku?” tanya Donghae dengan setengah suara.

“Ani, ini mataku dan hidungku berair karena makannya terlalu pedas,” sangkal Hamun yang membuat Donghae tertawa pelan. Tanpa sepengetahuan yang lain, Donghae menggenggam tangan Hamun di bawah meja. Hamun ingin segera menariknya, namun Donghae menahannya. Kini ia menatap Hamun lekat. Memohon agar Hamun percaya pada tekadnya.

“Hyejin ah, we should help them as soon as possible. You’re in?” tanya Kyuhyun yang sedari tadi memperhatikan interaksi Hamun dan Donghae.

Hyejin tersenyum pada Kyuhyun. “I’m in! My fiancé is the best. I love you!” bisik Hyejin.

*****

Sudah 3 bulan Donghae berada di perusahaan itu, artinya sudah 3 bulan ia berusaha menyembuhkan hati Hamun. Tidak mudah, sungguh. Sebulan pertama, Hamun selalu menolak jika Donghae mengajaknya makan, mau mengantarnya pulang, atau sekedar mau membantu pekerjaannya. Donghae sering sekali merasakan sakitnya penolakan sampai akhirnya dia kebal. Akan tetapi, Donghae tidak pernah menyerah.

Bulan kedua, Hamun mulai membuka diri. Sesekali kalau Donghae sedang lembur, Hamun mengirimkan makanan ke ruangannya walaupun ia meminta Kyuhyun atau Hyejin menjadi kurirnya. Hamun juga sesekali akhirnya meminta Donghae mengantarnya pergi, walaupun alasan dia ‘Aku tidak mau jadi obat nyamuk diantara Hyejin eonni dan Kyuhyun oppa. Makanya aku mengajak sajangnim’. Apapun alasannya, Donghae tidak peduli. Asal bisa bersama Hamun di luar jam kerja dan weekend, itu sudah cukup.

Donghae tidak pernah berhenti memberikan perhatiannya pada Hamun. Sampai-sampai, banyak staff mempertanyakan hubungan mereka. Ingin sekali Donghae bilang pada mereka kalau Hamun adalah wanita yang ia cintai. Akan tetapi, selama ini Hamun selalu menyangkalnya. Donghae bisa mengerti. Dia tahu Hamun masih mencintainya meskipun tidak pernah dikatakannya. Akan tetapi, Hamun belum bisa melupakan kenangan saat Donghae melukainya. Maka dari itu, Donghae akan menunggu.

Akhir-akhir ini, Hamun sudah mau diantar pulang oleh Donghae. Oleh karena itu, saat ini Donghae sudah berdiri di depan ruangan Hamun seperti biasanya. Ia menunggu Hamun dan ingin mengantarkannya pulang.

“Annyeonghaseyo, sajangnim. Permisi, saya mau lewat,” ujar seorang pria yang membuat Donghae sedikit kaget. Pria itu tampan dan lebih tinggi daripada dirinya. Song Mino. Jika ia tidak salah ingat, Song Mino adalah staff team Legal yang baru di perusahaan itu.

“Ah tentu saja, kau ada perlu dengan team HR?” tanya Donghae.

Mino tersenyum malu-malu. “Aniya, aku ingin bertemu dengan Kang Hamun sajangnim,” katanya yang langsung membuat Donghae khawatir.

“Wa-waeyo?” tanya Donghae. Baru saja ia berhasil menyingkirkan Choi Seunghyun, kini sudah muncul musuh yang lain.

“Aku tertarik padanya, sajangnim. Ssst, ini rahasia ya sajangnim. Aku baru mau mendekatinya,” bisik Mino.

“Wa-wa-waeyo? Kenapa bukan Hyejin, Minah, Jihyo, Hyunah, atau Sonrye, atau Hyungrim, a-atau yang lain? Mereka jauh lebih cantik dan seksi dibandingkan Hamun. Hamun sama sekali tidak cantik, di-dia juga cuek, ketus, suka mengomel. Di-dia,”

“Ani, Hamun ssi tidak seperti itu sajangnim,” kata Mino sambil tertawa. “Mungkin sajangnim kurang mengenalnya,”

Mendengar itu, Donghae langsung berseru, “Yaa Song Mino! Aku mengatakan itu karena aku sudah lebih lama mengenalnya! Kau-“

“Mianhe, kalau aku tidak cantik dan seksi, sajangnim,” ujar Hamun yang tiba-tiba muncul. Donghae merasa bersalah saat Hamun menatapnya dengan tajam. Ia mengatupkan kedua tangannya sebagai tanda permintaan maaf.

“Ah, Mino ssi annyeonghaseyo,” sapa Hamun pada Mino tanpa mempedulikan Donghae. “Kenapa kalian berdua berdiri di depan pintu ruangan kami?” tanya Hamun.

“Aku ingin mengajakmu pulang,” ujar Mino dan Donghae bersamaan. Mendengar itu, Mino menatap Donghae dengan heran.

“Mwo? Mwo? Mwo? Kenapa kau melihatku seperti itu? Hamun temanku sejak dulu jadi wajar kalau aku ingin mengantarnya pulang,” kilah Donghae saat mendapati Mino menatapnya heran.

“Mianhe, sajangnim. Hari ini aku akan pulang dengan Mino ssi. Dia baru dua minggu berada di Seoul jadi aku akan mengajarinya tentang beberapa hal disini,” kata Hamun yang membuat Donghae menelan ludahnya. Ia menjadi sangat khawatir bila Hamun menghabiskan waktu berdua dengan Mino. Mino adalah pria tampan, dia juga tertarik pada Hamun. Donghae sangat takut kehilangan Hamun.

“Kajja, Mino ssi,” ucap Hamun sambil menarik Mino pergi.

Donghae tertegun melihat Hamun pergi meninggalkannya. Ia pikir, dirinya hanya perlu bertahan menghadapi Hamun. Donghae tak menyangka ia mendapat rival yang kuat. Bahkan ia tidak cukup percaya diri sekarang.

“Kalau kau menyerah dan merasa tidak percaya diri karena Mino, kau tidak akan kubiarkan hidup,” bisik Hyejin yang tiba-tiba ada di sebelah Donghae. “Tunggu apa lagi? Kejar mereka,”

Donghae memberikan kunci mobilnya pada Hyejin. “Hyejin ah, aku bukan Donghae yang dulu. Aku akan pastikan kau menjadi kakak iparku,” katanya lalu beranjak pergi.

“Yaa, ini maksudnya apa?” seru Hyejin sambil mengayunkan kunci mobil Donghae.

Donghae: Hyejin ah, pakai saja mobilku untuk kencan dengan Kyuhyun. Kalau tidak, simpan di ruanganku ya. Hamun akan mengajak Mino keliling naik bus. Aku mau ikut dengannya. Bye.

Hyejin tertawa membaca chat yang dikirim Donghae. “Good luck, adik ipar,”

 

To be continued
Terima kasih sudah baca sampai part 4

Note: akhir-akhir ini lagi suka Mino Winner (gara-gara liat Knowing Brother) makanya dijadiin supporting actor disini kwkw

 

4 thoughts on “A Broken Heart (4)

  1. Maino!!! Hahahhahaaa
    Adeknya Jiwon 😄
    Pantes kok tiba2 ada Mino, ternyata lagi suka ya..

    Mungkin Donghae butuh lebih banyak rival biar makin seru buat ngejar Hamun 😜

    Ditunggu next part-nya yaaaahh
    Penasaran sama stalker Lee 😆

    1. oh ya kaak? Mino deket sama Jiwon di real life? baru tauuu kwkwk
      iya kaak pas di knowing brother charming bgt menurutku hahaha

      Asyeeekk, maunya gitu kaak. tapi kasian sama Donghaenya kwkw

      siap kaaak, makasih ya kaaak huhahaha

Leave a comment