Posted in Donghae, Fan Fiction, Heechul, Henry, Hyukjae / Eunhyuk, Jungsoo / Leeteuk, Kibum, Kyuhyun, Sequel, Series, Siwon, Sungmin, Super Junior, Yesung

SECOND (part 1 of 4)

Jadi ini adalah sequel dari series FIRST..
Yep, ff ini dibuat 2 tahun lalu. Maap kalo geje. Hahaha…

Cast : Super Junior
Dll 🙂

2 PART 1

Setahun sudah berlalu sejak kak Jason memutuskan untuk tidak melanjutkan hubunganku dengannya. Setahun juga telah berlalu sejak Kyuhyun Oppa menyatakan perasaannya padaku, yang belum aku jawab sampai saat ini.
Ini masih jam 6 pagi, saat ponselku berbunyi nyaring. Awalnya aku pikir itu adalah alarm yang memang aku setel untuk membangunkanku supaya tidak terlambat kuliah. Tapi lama-lama aku sadar itu bukan bunyi alarm tapi ada orang yang meneleponku.
“Haduuuh, siapa sih yang pagi-pagi gini telepon aku,” gerutuku kesal pada ponselku.
Aku mengangkat telepon tersebut, “Halo, siapa ini?”
“Halo, Sasa. Sudah bangun?” sahut orang yang meneleponku dengan santai.
“Kyuhyun Oppa!” seruku begitu aku mengenali suaranya. “Ada apa pagi-pagi meneleponku?”
“Hahahaha. Hanya ingin mengingatkanmu bahwa besok akan ada konser Super Junior di Jakarta.”“Nde. Aku ingat kok, Oppa. Ine sudah membeli tiketnya.”
“Hahahaha. Bagus-bagus. Kalo gitu, sekarang kau segera keluar ya. Aku sudah berada di depan kosmu.”
Aku kaget setengah mati mendengar Kyuhyun Oppa sudah berada di depan kosku pada jam 6 pagi, dimana seharusnya aku masih tidur. Saking kagetnya, aku langsung lari dari kamarku untuk menghampirinya.
Di luar, aku melihat Kyuhyun Oppa sedang mondar-mandir menungguku.
“Oppa, kapan sampai?” tanyaku sambil membuka pagar.
“Setengah jam lalu. Aku langsung kesini,” jawabnya.
“Oppa, kau selalu penuh dengan kejutan. Oppa buat apa pagi-pagi kesini?”
“Menjemputmu lah. Ngapain lagi?”
“Oh iya sih. Buat apa menjemputku?”
“Dasar idiot. Kau itu pembantuku tahu. Jadi setiap aku ada di Indonesia, kau harus melayaniku dengan baik. Sekarang cepat ambil barang-barangmu lalu kita akan ke hotel.”
Aku langsung tertawa mendengar perkataan Kyuhyun Oppa. Aku tahu dia tidak bermaksud seperti itu. Dia hanya terlalu merindukanku dan tidak mau melepasku selama dia masih bisa memegangku erat.
“Arraseo. Arraseo, Oppa,” jawabku.
Aku kembali ke kamarku dan mengepak seluruh barang yang kira-kira aku butuhkan selama aku menemani tuan muda Cho Kyuhyun di Indonesia. Sepuluh menit kemudian, aku telah siap dan segera berangkat ke hotel tempat Super Junior menginap.
“Haiiish. Oppa, aku masih mengantuk,” kataku pada Kyuhyun Oppa begitu aku sampai di hotel.
“Sama, aku juga,” katanya. “Kau tunggu dulu di sini.”
Aku menunggu Kyuhyun Oppa di lobi tempat aku biasa menunggu sedangkan Oppa pergi menemui manajernya. Ini adalah hotel yang sama seperti tahun lalu ketika Super Junior datang untuk mengadakan meeting dengan promotor yang berhasil mendatangkan mereka ke Indonesia untuk konser besok.
Tak berapa lama, kyuhyun Oppa sudah kembali. Dia memberikan kunci kamar kepadaku. “Kamarmu di lantai 4 ya, Sasa. Aku harus tidur di lantai 3 sekamar dengan Donghae hyung. Mianhe.”
“Mianhe? Emangnya Oppa mau tidur dimana lagi kalo tidak bersama dengan anggota Suju yang lain?” tanyaku heran.
“Di kamarmu,” jawabnya santai sambil tertawa nyengir.
“Cih, jangan harap,” sahutku lalu berlalu meninggalkan Kyuhyun Oppa.
Kyuhyun Oppa lalu menyusulku dan berhasil mengacak-acak rambutku sebelum kami masuk ke dalam lift. Dia terlihat senang sekali dan begitu juga dengan aku. Aku senang sekali bisa bertemu lagi dengan Kyuhyun Oppa.
Dia turun di lantai 3 sedangkan aku harus naik satu lantai lagi untuk sampai di kamarku. Aku langsung masuk begitu aku menemukan kamar 402, kamar yang dipesankan Kyuhyun Oppa untuk aku.
Baru aku menaruh barang-barangku di lantai, ponselku berbunyi. Aku segera mengangkatnya, “Halo.”
“Sasa, udah sampai dengan selamat di kamar?” tanya Kyuhyun Oppa.
“Sudah,” jawabku. Ya ampun, apa Kyuhyun Oppa sebegitu khawatirnya terhadapku ya? Sampai-sampai aku dicek sampai di kamar dengan selamat atau tidak.
“Syukurlah. Untung saja,” sahut Kyuhyun Oppa lega.
“Emang kenapa, Oppa?”
“Oppa baru tahu kalo mungkin ada banyak fans yang menginap di hotel ini. Jadi Oppa akan memindahkan kamu ke kamar yang tersisa di lantai 3 ini.”
Aku sudah mulai terbiasa dengan kerepotan macam ini sejak tahun lalu. Maka tanpa banyak bicara, aku mengangkat barang-barangku lagi dan pindah ke lantai 3.
Kyuhyun Oppa sudah berdiri di depan lift saat pintu lift yang aku naiki terbuka di lantai 3. Dia segera mengangkat barang-barangku ke dalam kamar 307. Kamar ini berada di paling pojok dari deretan-deretan kamar yang ada.
“Kalau kamu masih ngantuk, kamu tidur saja lagi. Nanti jam 9 aku bangunin supaya kita bisa sarapan bareng anggota SuJu yang lain,” kata Oppa. “Maaf aku tidak bisa menemanimu. Jadwalku sibuk.”
“Gak apa-apa kok, oppa. Santai saja. Aku tidak akan membuatmu repot. Aku janji,” sahutku.
“Baiklah. Aku percaya padamu. Kalau begitu, aku tinggal dulu ya. Sampai nanti.”
Kyuhyun Oppa lalu meninggalkanku sendirian. Setelah aku menauh barang-barangku di lemari, aku segera tidur. Sekitar jam 8, aku terbangun oleh panggilan dari Kyuhyun Oppa. “Hei, kamu tidur lagi ya?”
“Iya,” jawabku. “Ada apa, Oppa?”
“Hahaha. Sekarang kamu segera mandi ya lalu ke kamar 301 buat sarapan,” sahut Kyuhyun Oppa.
Aku kebingungan kenapa sarapan harus di kamar, bukannya biasanya di restoran bawah. “Sarapannya kok di kamar, Oppa?”
“Iya, kalo sarapan di restoran bisa dikerumunin fans,” jawabnya.
“Oh, gitu. Ya sudah. Aku mandi dulu ya.”
Aku menutup telepon dan segera mandi. Selesai mandi, aku berdandan cantik agar enak dilihat oleh orang lain. Setelah itu, aku pergi ke kamar 301. Aku mengetuk kamar tersebut. Sedetik kemudian, kamar tersebut dibukakan oleh seorang namja.
“Annyonghaseyo, Donghae Oppa,” sapaku memberikan salam pada Donghae Oppa yang telah membukakan pintu untukku.
“Annyonghaseyo,” sahutnya. “Silahkan masuk. Kyuhyun masih mandi.”
Aku lalu masuk ke dalam. Aku melihat ada dua tempat tidur ukuran single di sini dan aku langsung tahu tempat tidur Kyuhyun Oppa adalah yang dekat jendela sedangkan Donghae Oppa yang dekat tembok.
“Silahkan duduk,” kata Donghae Oppa padaku.
Refleks, aku duduk di pinggir tempat tidur Kyuhyun Oppa. Aku bingung harus ngobrol apa dengan Donghae Oppa karena ini adalah kali pertama aku benar-benar bertemu dengannya. Tahun lalu, aku memang bertemu dengannya tapi tidak pernah ada keadaan yang memaksa kami harus berduaan seperti ini. Aku merasa canggung dan kebingungan, apalagi donghae Oppa juga tipe yang pendiam.
“Kyuhyunaa, cepat selesaikan mandimu. Sasa udah menunggu,” kata Donghae Oppa.
“Arraseo. Sebentar. Aku masih pakaian,” sahut Kyuhyun Oppa dari dalam kamar mandi.
“Tunggu sebentar lagi ya, Sasa,” kata Donghae Oppa padaku.
Aku menganggukan kepalaku. “Donghae Oppa, apa Oppa akan bernyanyi solo untuk konser besok?” tanyaku untuk memulai obrolan.
Bukannya menjawab, Donghae Oppa justru balik bertanya, “Apa kau akan menonton konser kami besok?”
“Iya, jelas saja. Kalau tidak, Kyuhyun Oppa bisa mengamuk padaku,” jawabku.
“Kalau gitu, kau lihat saja besok. Hahaha. Biar itu jadi kejutan untukmu.”
Donghae Oppa tidak mau memberitahukan apa yang akan dia tampilkan besok di SUPER SHOW 3. Dia merasa aku seharusnya menganggap itu sebagai kejutan.
Kyuhyun Oppa baru keluar dari kamar mandi ketika bel kamar ini berbunyi.
“Kyuhyunaa, tolong bukakan pintunya. Kamu yang paling dekat dengan pintu,” kata Donghae Oppa.
Kyuhyun Oppa lalu membuka pintu dan mempersilahkan seseorang untuk masuk.
“Hai, Sasa. Hai, Donghae dongsaeng,” sapa Sungmin Oppa disusul Eeteuk Oppa.
“Sudah kami duga, kau pasti sudah ada di sini,” kata Sungmin Oppa.
“Karena itu kami sepakat sarapan bersamamu,” lanjut Eeteuk Oppa. “Hehehe.”
Aku merasa heran kenapa mereka tahu bahwa aku sudah berada di sini. “Kok Oppa tau aku sudah ada di sini?” tanyaku.
“Soalnya, uri magnae langsung menghilang begitu kami sampai di sini tadi pagi. Kemana lagi dia pergi kalo bukan menjemputmu?” jawab Sungmin Oppa.
Aku lalu tertawa mendengar perkataan Sungmin Oppa. Setelah itu, Eeteuk Oppa gantian mengajakku ngobrol. “Terus, setelah setahun tidak bertemu Kyuhyun kami, bagaimana perkembangan hubungan kalian?” tanyanya sambil tertawa terkekeh.
Mendengar pertanyaan Eeteuk Oppa aku langsung teringat bahwa aku telah menggantungkan Kyuhyun Oppa selama setahun. Hal itu membuatku jadi serba salah. Aku tidak tahu harus menjawab apa, makanya aku hanya berkata, “Ehm, . . .”
“Apa kamu sudah memutuskan untuk menerimanya? Atau menolaknya?”
“Humm… Masalah itu…”
“Apa keputusanmu, sayang? Aku kasihan sekali melihat dongsaengku yang satu itu. Dia sering bercerita padaku mengenai hubungan kalian.”
“Aduh, Oppa. Aku…”
“Haiiish. Hyung mau makan apa? Biar aku pesankan,” kata Kyuhyun Oppa memotong perkataanku.
Aku merasa berterima kasiiiih sekali tidak harus menjawab pertanyaan itu tapi aku jadi merasa tidak enak terhadap Kyuhyun Oppa. Memang sih selama setahun ini, hubungan kami tetap baik dan aku merasa hubungan kami berkembang sesuai harapan Kyuhyun Oppa setahun yang lalu. Hanya saja, kami berdua tidak pernah menyinggungnya jadi aku tidak tahu juga bagaimana kelanjutannya.
“Aahh.. Kyuhyun mencoba menghindar,” kata Eeteuk Oppa. “Baiklah, baiklah. Kami hanya berusaha membantu saja kok. Kekekekekekek.”

.Kyuhyun POV.
“Eeteuk hyung, apa yang kau lakukan? Kenapa kamu bertanya seperti itu pada Sasa? Aku menceritakan semuanya kepadamu bukan untuk disampaikan lagi ke Sasa,” gumamku pada diri sendiri saat mendengar Eeteuk hyung bertanya pada Sasa soal perkembangan hubungan Sasa denganku.
Aku jadi merasa agak bersalah kepada Sasa mengenai hal ini. Dia pasti akan menganggapku sebagai laki-laki payah. Hanya menunggu setahun saja sudah cerita kepada Eeteuk hyung.
Lebih baik aku memesankan makanan untuk mereka saja. “Haaish, hyung. Aku akan memesankan makanan untuk kalian. Kalian mau makan apa?” tanyaku untuk memotong pembicaraan eeteuk hyung dengan Sasa.
Mendengarku memotong pembicaraannya, eeteuk hyung justru tertawa terkekeh. “Aaah, kyuhuun mencoba menghindar. Baiklah, baiklah. Aku hanya mau membantu,” kata Eeteuk hyung. Aku tahu Eeteuk hyung mau membantuku tapi tidak begitu caranya. Sasa pasti juga merasa tidak nyaman.
Untung saja Eeteuk hyung lebih tertarik pada memesan makanan daripada terus bertanya-tanya pada Sasa. “Aku mau makan nasi goreng pake daging teriyaki,” jawab Eeteuk hyung.
“Kalo aku mau nasi rendang,” sahut Sungmin Oppa dengan semangat. “Itu makanan khas Indonesia pertama yang aku suka. Hihihi.”
“Oke, hyung. Kalo kau mau makan apa, Donghae hyung?” tanyaku.
“Sama dengan Sungmin hyung. Aku mau tau rasanya seperti apa. Kalo Sungmin hyung bilang enak, aku percaya padanya,” jawab Donghae hyung.
“Oke. Kalau Sasa, kamu mau makan apa?” Aku menanyakan apa yang Sasa inginkan di urutan terakhir karena aku mau memesan makanan yang sama dengannya.
“Aku mau burger dengan isi daging 3 lapis dan keju serta mayoinasse yang banyak,” jawab Sasa.
Aku kaget mendengar pesanan Sasa. Kalau aku ikut makan itu, bisa-bisa badanku langsung menggendut tidak menentu. “Yaaa! Makananmu kok mengerikan begitu sih?!” protesku. Aku lalu mengusulkan padanya untuk memesan nasi campur saja walaupun aku tidak tahu apa nasi campur itu sebenarnya.
“Gak mau. Aku mau burger,” jawab Sasa menolak tawaranku.
“Tidak. Aku tetap memesankan nasi campur untuk kamu,” sahutku ngotot.
Setelah perdebatan yang cukup lama, akhirnya aku berhasil memesankan nasi campur untuk Sasa dan juga diriku. Hohoho. Setelah memesan makanan melalui telepon, aku ikut bergabung main monopoli dengan yang lainnya.

Kyuhyun Oppa lalu memesan makanan sesuai dengan pesanan kami masing-masing. Walaupun untuk makananku, Oppa berhasil memaksa untuk memesankan nasi campur padahal aku sangat ingin makan burger.
Sambil menunggu, kami main monopoli bersama di lantai. Aku berkali-kali berhasil menguras harta para Oppa dan tertawa senang melihat Kyuhyun Oppa menjadi orang yang pertama kalah.
“Hahaha. Oppa kalah. Katanya gamer tapi main monopoli aja kalah. Hahaha,” kataku pada Kyuhyun Oppa.
“Haaaaiiish,” sahutnya kesal. “Kau curang, Sasa.”
“Curang apanya?” kataku tidak terima. “Aku main jujur kok.”
“Iya. Iya.”
Kyuhyun Oppa lalu berpindah tempat duduk ke atas tempat tidur yang aku belakangi. Dia duduk tepat di belakangku. Sumpah, itu membuatku deg-degan setengah mati. Aku jadi tidak konsentrasi bermain.
“Yaa, Sasa. Giliran kamu sekarang,” kata Eeteuk Oppa padaku.
Aku mengangguk lalu mengocok dadu untuk menentukan berapa langkah aku akan berjalan. Dadu memunculkan angka lima maka aku melangkah sebanyak lima kotak. Setelah itu, giliran Sungmin Oppa yang bermain.
Saat menunggu giliran, aku benar-benar merasa tidak nyaman saat Kyuhyun Oppa mengelus-elus kepalaku dengan lembut. Aku merasa risih karena dilihat oleh Oppa yang lain tapi yang membuatku lebih tidak nyaman adalah reaksi badanku. Badanku serasa seperti disengat listrik saat tangan Kyuhyun Oppa mengenai rambutku.
“Kyuhyun Oppa,” panggilku. Aku bermaksud untuk memintanya jangan terus-terusan mengelus kepalaku tapi saat wajah kyuhyun Oppa berada tepat di sebelah wajahku, lidahku serasa kelu.
“Ada apa, Sasa?” tanyanya.
Aku hanya menggeleng. Aku berharap makanan segera datang agar aku tidak perlu merasa tidak nyaman seperti ini. Untung saja, harapanku terkabul. Bel kamar berbunyi dan Donghae Oppa membukakannya. Setelah itu, seorang pelayan mengantarkan semua makanan kami ke dalam.
“Asik, makanan datang. Kita main lagi nanti,” kata Eeteuk Oppa yang segera beranjak mengambil makananannya. Sungmin Oppa pun melakukan hal yang serupa dengan Eeteuk Oppa.
Kesempatan ini aku pakai dengan baik. Aku segera berpindah ke kursi di dekat jendela dan menenangkan perasaanku.
Haduuuh, apa yang terjadi padaku sih? Aku gak pernah kayak gini sebelumnya. Haduh, haduh. Masa iya aku jadi semerinding ini kalo bersentuhan dengan Kyuhyun Oppa. Aku ini kenapa pikirku.
Kyuhyun Oppa lalu membuyarkan penenanganku. “Hei, ini makananmu,” katanya padaku. Ia lalu menyerahkan sepiring nasi campur padaku. Aku menerimanya dan mulai memakannya. Tidak seperti biasanya, aku makan dalam diam.
Selesai makan, aku pamit kepada semua Oppa untuk kembali ke kamar. “Mianhe, Oppa. Aku kembali ke kamar dulu. Gomawo,” kataku pada semuanya.
“Kenapa kembali ke kamar?” tanya Sungmin Oppa. “Kita lanjutin main monopolinya.”
“Ani. Aku agak tidak enak badan,” jawabku berbohong. Aku memang merasa tidak enak badan tapi bukan karena sakit tapi karena Kyuhyun Oppa yang membuatku panas-dingin.
“Kamu sakit?” tanya Kyuhyun Oppa panik. “Aku antarkan kamu ke kamar.”
“Ani. Tidak perlu, Oppa. Aku bisa sendiri kok,” sahutku.
“Tapi kau kan lagi tidak enak badan.”
Iya, aku memang sedang tidak enak badan tapi aku akan lebih tidak enak badan kalo Kyuhyun Oppa harus mengantarkanku kamar.
“Ah, tidak perlu, Oppa. Kamu disini saja membicarakan konser kalian besok ya. Permisi,” kataku yang langsung kembali ke kamar.

.To be continued.

3 thoughts on “SECOND (part 1 of 4)

Leave a comment